Belum selesai pandemi virus corona (covid 19) muncul penemuan muncul kasus baru G4H1N1 atau Flu Babi G4 yang berupa mutasi genotipe dari Flu Babi yang terjadi pada 2009 lalu. Sama seperti flu babi tahun 2009, jenis flu babi baru ini menular dari air liur babi yang bisa menular ke para peternaknya yang menyerang saluran pernapasan. China telah melaporkan kasus ini, namun Kementerian Kesehatan memastikan virus ini belun ada di Indonesia di hewan maupun manusia.
"Belum ditemukan di Indonesia baik itu di Babi atau pun di manusia," ungkap Direktur Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmiz, saat konferensi pers online, Kamis (9/7/2020). Walaupun belum ada kasus, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat tetap waspada terutama yang bekerja sebagai peternak babi maupun bagi masyarakat yang memelihara babi. Jangan kontak langsung dengan babi apabila babi mengalami sakit, gunakan alat pelindung diri (APD) saat bersentuhan dengan babi yang sakit.
"Hindari kontak langsung dengan babi yang sakit, gunakan APD ketika menangani babi, pakai apron, sarung tangan, booth dan jaga kebersihan diri dan lingkungan," kata Siti Nadia. Kemudian kandang babi harus diperhatikan juga kebersihannya maupun tempat pemotongan babinya harus rajin dibersihkan dan jangan lupa vaksinasi babi. "Kalaubabi di peternakan akan mudah mensosialisasikannya, jadi tantangan masyarakat keluarga yang memelihara babi terapkan kebersihan perongan dan desinfeksi kandang," ungkap Siti.
Sebagai langkah pencegahan Kementerian Kesehatan juga berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dalam mengawasi produk babi yang masuk ke Indonesia. "Kita tidak perlu menunggu impor babi ini jadi kewaspadaan Kementan melakukan pengawasan importasi termasuk babi dan produk terkaitnya untuk mencegah penularan," pungkas Siti.