Kesehatan

Kemenkes Ingatkan Bahaya Tuberkulosis Selama Pandemi Covid-19 Penderita di RI 69 Persen

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan bahaya dari penyakit tuberkulosis (TB) selama pandemi virus corona atau Covid 19. Dari catatan Kemenkes, penderita TB di Indonesia persentasenya mencapai sekitar 69 persen. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara ketiga dengan penderita TB terbanyak nomor tiga, di bawah India dan Cina.

"Dari estimasi 845 ribu, yang baru kita temukan 69 persen. Artinya ada 540 ribu sekian dari yang kita temukan di Indonesia secara keseluruhan di seluruh provinsi," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, dr. Wiendra Waworuntu dalam siaran BNPB, Selasa (7/7/2020). Wiendra mengatakan meskipun persentase kematian akibat TB cukup tinggi dengan 13 individu per jam, penanganan TB melalui obat sudah tersedia. Namun, permasalahan lain muncul. "Kita punya TB resistant obat. Jadi, TB resistant obat bermasalah dan angkanya setiap tahun naik. Angka TB resistant itu yang kita prediksi ada 24 ribu," kata Wiendra.

Adapun yang dimaksud TB resistant obat Wiendra menjelaskan bahwa penderita TB tidak patuh dalam meminum obat, sehingga sembuhnya atidak sempurna dan memungkinkan penularan kepada individu lainnya. "Obatnya kan enam bulan. Mereka merasa mungkin ya bosan, dan karena itulah ada yang putus obat, minum hanya satu atau dua bulan. Itu yang jadi masalah," ujar Wiendra. Selain TB resistant, Wiendra juga mengatakan angka penderita TB ke layanan kesehatan juga menurun, karena pelayanan kesehatan dalam beberapa bulan sebelumnya tak melayani secara langsung pasien akibat pandemi Covid 19.

"Kalau di angka kita bisa kita lihat menurun drastisnya di bulan Mei. Maret itu masih ada yang berobat, tetapi di Mei sudah drastis, hanya sekitar 3.400 pasien yang datang," katanya. Inilah yang dikhawatirkan banyak pihak, termasuk Kemenkes akan munculnya penderita TB resistant obat. Sementara target Kemenkes untuk pasien yang mengunjungi fasilitas kesehatan terkait TB sekitar 800 ribu. "Jadi pelayanan tuberkulosis tidak bisa berhenti dan fasilitas pelayanan kesehatan sudah mulai membuka layanan. Teman teman penderita TB sudah mulai datang ke layanan. Namun, saya mengimbau agar penderita TB jangan putus obat," pungkas Wiendra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *