Paris Saint Germain (PSG) berambisi untuk mewujudkan ambisinya meraih gelar juara Liga Champions untuk yang pertama kalinya. Musim ini dinilai saat yang tepat, meski baru perempat final, mereka hanya berjarak tiga pertandingan menuju juara. Tim asal Perancis itu sebelumnya telah memenangkan Piala Winners dan Piala Intertoto tetapi tidak pernah berhasil melampaui tahap semifinal Liga Champions.
Setelah meraih treble domestik musim ini, PSG sekarang mengalihkan fokus ke perempat final Liga Champions yang digelar satu leg. Pandemi virus corona membuat UEFA mempersingkat kompetisi. Hanya digelar satu leg dan masing masing hanya perlu melakoni tiga laga untuk jadi juara.
PSG terancam bermain tanpa Kylian Mbappe saat menghadapi tim Atalanta pada babak perempat final Liga Champions yang akan digelar di Stadion da Luz, Lisabon, Kamis (13/8). Dalam pertandingan ini, Atalanta yang dianggap sebagai tim kuda hitam juga tak bisa diperkuat striker andalan yang menjadi pencetak gol terbanyak klub di Liga Champions, Josip Ilicic. Musim ini, PSG telah merebut tiga gelar juara di kompetisi domestik.
Sekarang skuat besutan Thomas Tuchel ini sedang bersemangat untuk meraih gelar juara di Benua Eropa untuk pertama kalinya. Mereka akan menghadapi Atalanta yang juga sama sama bersemangat saat pertama kali merasakan babak perempat final Liga Champions. Pertandingan yang digelar satu leg ini dimainkan di Portugal setelah UEFA memutuskan sisa kompetisi Liga Champions dan Liga Eropa dialihkan ke Lisabon setelah pandemi virus corona.
Gelandang Pablo Sarabia mengatakan para pemain Paris Saint Germain termotivasi untuk menciptakan sejarah dengan memenangkan gelar juara Liga Champions yang pertama kalinya pada musim ini. Sarabia ingin sukses bersama PSG musim ini, dia mengakui bahwa mengatasi Atalanta akan tidak mudah. Atalanta merupakan tim yang paling banyak mencetak gol di Italia meski berada di peringkat ketiga.
Menaklukkannya akan menjadi tugas besar. "Ini kesempatan besar. Kami akan berusaha mewujudkannya dan membuat sejarah Paris Saint Germain," katanya kepada situs resmi klub. "Saya pikir sekarang adalah waktu yang tepat untuk melakukannya. Kami telah fokus pada hal ini selama beberapa waktu sekarang. Kami harus siap," ucap Sarabia.
"Kami akan mempelajari lawan kami secara menyeluruh dan tampil baik untuk dapat membuat sejarah. Saya pikir kami siap untuk pertandingan ini yang sangat penting,". "Kami sangat termotivasi. Atalanta adalah tim yang bagus. Mereka menunjukkan bahwa mereka bisa bermain, melakukan banyak tekanan. Di depan mereka memiliki pemain hebat yang bisa mencetak banyak gol,” katanya. "Apa yang akan kami coba lakukan dengan senjata kami dan sepak bola kami adalah menetralkan kekuatan lawan kami dan menunjukkan kekuatan kami sendiri. Sekarang kami sangat termotivasi dan penuh harapan untuk apa yang akan terjadi selanjutnya, yaitu Liga Champions. Ini kompetisi terbesar, yang ingin dimenangkan semua orang," ujar Sarabia..
Sementara itu, Atalanta memikul harapan besar Italia di Liga Champions. Juara Serie A Juventus dan juga Napoli telah tersingkir di babak 16 besar. Sehingga tinggal Atalanta yang akan berjuang membawa harapan Italia merebut akan trofi Eropa pertama sejak kemenangan Inter Milan pada 2010.
PSG tidak akan diperkuat superstar Kylian Mbappe yang tersedia, tetapi Atalanta tampaknya akan kehilangan pencetak gol terbanyak Josip Ilicic, yang mencetak 21 gol di semua kompetisi, termasuk lima gol di Liga Champions. "Kami sangat merindukan Ilicic," kata pelatih Gian Piero Gasperini. "Ini adalah musimnya. Hingga Februari, dia pemain paling menentukan di lini depan kami," kata Gasperini.
Pemain Slovenia berusia 32 tahun itu dalam kondisi prima hingga masa pandemi melanda Italia dan khususnya kota asal tim tersebut, Bergamo. Kota di mana tentara dipanggil untuk mengambil peti mati karena kamar mayat setempat tidak dapat mengatasi jumlah kematian akibat virus. Illcic mengalami kesulitan pribadi dan psikologis dan telah absen untuk pertandingan terakhir Atalanta musim ini. Tapi musim ini, Atalanta adalah kekuatan baru.
Mereka telah mencetak 118 gol di semua kompetisi musim ini. Duvan Zapata dan Luis Muriel dari Kolombia masing masing telah mencetak 19 gol, dengan Mario Pasalic mencetak 11 gol, Papu Gomez delapan, dan Ruslan Malinovskyi sembilan gol. Musim ini adalah musim yang tidak dapat diprediksi. Menjadi alasan bagi klub berjuluk Sang Dewi untuk bermimpi meskipun klub hanya memenangkan satu trofi utama, Piala Italia 1963, dalam 112 tahun sejarahnya.
"Atalanta milik kota dan Anda merasa menjadi bagian dari ini," kata kapten Gomez. "Kami tahu kami adalah tim dari kota berpenduduk sekitar 100.000 orang dan bukan tim besar dari sebuah ibu kota. Tapi kami tahu ke mana tujuan kami dan apa yang kami inginkan. Kami telah belajar selama ini, dari pertandingan pertama di Liga Champions, ketika kami kebobolan empat gol melawan Dinamo Zagreb," katanya. "Kami menaikkan level dan sekarang mereka meminta kami untuk Liga Champions. Mencapai tujuan ini tak ternilai harganya," ucapnya.