Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae yong, mengaku tidak memiliki masalah gaji di tim Garuda meski mendapatkan pemotongan 50 persen. Tim pelatih timnas Indonesia sempat memiliki persoalan gaji yang tak kunjung dibayarkan oleh PSSI pada awal Mei lalu. Asisten pelatih timnas Indonesia, Nova Arianto, mengaku PSSIterlambat membayar gaji bulan April yang seharusnya dibayarkan pada 5 Mei 2020.
Namun hingga Minggu (10/5/2020), PSSI belum mengirimkan gaji ke rekening tim pelatih timnas Indonesia. "Untuk bulan sebelumnya selalu lancar dan masuk setiap tanggal 5. Sekarang ini saya belum tahu kapan gaji cair. Mungkin tidak lama lagi," kata Nova Arianto. Kepada media Korea Selatan KBS News, pelatih timnas Indonesia, Shin Tae yong, menyatakan bahwa tidak ada permasalahan dalam pembayaran gaji di timnas Indonesia.
Meskipun, Shin Tae yong hanya menerima gajinya sebesar 50 persen saja. Tetapi, mantan pelatih timnas Korea Selatan itu memaklumi pemotongan gajinya karena pandemi COVID 19 yang menyerang seluruh dunia.' "Saya menerima (gaji) sedikit terlambat, tapi saya tetap mendapatkannya tanpa masalah," ucap Shin Tae yong dilansir Bolasport.com dari KBS News.
"Ya itu dipotong 50 persen, tapi gajinya tetap dibayar semestinya," tandasnya. PSSI sendiri mengaku sudah melunasi tanggung jawabnya kepada tim pelatih timnasi Indonesia pada 16 Mei yang lalu. Pelaksana tugas (Plt) Sekjen PSSI, Yunus Nusi, menyampaikan bahwa semua tunggakan gaji tim pelatih timnas Indonesia sudah dilunasi oleh Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri.
"Sudah di transfer," kata Pelaksana Tugas (plt) Sekjen PSSI, Yunus Nusi saat dihubungi BolaSport.com, Sabtu (16/5/2020). "Direktur Teknik sama agen yang urus itu," ujarnya lagi. Yunus Nusi sebelumnya juga sempat membeberkan bahwa pihaknya memang mengalami permasalahan keuangan.
Tidak adanya pemasukan selama pandemi COVID 19 membuat bagian keuangan PSSI terpaksa memutar otak guna mengalokasikan dana yang ada sebaik baiknya. “Saat ini PSSI lagi belum ada pendapatan,” kata Yunus Nusi. “Jadi, bagian keuangan sedang mengatur tentang penggunaan dana, mana yang prioritas mana yang tidak. Sehingga semua bisa berjalan lancar," ucap Yunus Nusi menambahkan.