Putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, diprediksi akan melawan kotak kosong pada Pilkada Solo 2020, 9 Desember mendatang. Hal ini pernah diungkapkan oleh pengamat politik dari Al Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin, pada Jumat (17/7/2020) lalu. Dilansir , Ujang mengatakan kemungkinan Gibran akan melawan kotak kosong karena hampir semua partai di Solo mendukung kakak Kaesang Pangarep ini.
"Bisa jadi dan mungkin saja Gibran akan lawan kotak kosong. Ini memungkinkan sekali, karena hampir semua partai di Solo dukung Gibran," ujar Ujang. Disisi lain, Ujang juga menyebutkan kemenangan Gibran Rakabuming Raka dalam Pilkada Solo 2020 tinggal menunggu waktu. Ia memprediksi Gibran bisa memperoleh sebanyak 90 persen suara dalam pemilihan mendatang.
Pasalnya, Gibran merupakan putra dari Jokowi dan PDIP mendapat suara mayoritas di Solo. "90 persen Gibran akan menang," katanya. "Jadi soal kemenangan Gibran, hanya tinggal menunggu hari H saja," tandas dia.
Terkait prediksi akan melawan kotak kosong, Gibran diminta agar tak meremehkan situasi tersebut. Pasalnya, situasi melawan kotak kosong bisa berpotensi munculnya sentimen negatif publik terhadap Gibran. Tak hanya itu, meski melawan kotak kosong, Gibran bisa saja kalah dalam Pilkada Solo 2020.
Sama seperti yang pernah terjadi pada pasangan Munafri Arifudin Andi Rahmatika Dewi di Pilkada Kota Makassar 2018 silam. Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network Denny JA, Toto Izul Fatah, mengatakan hal itu bisa menjadi pelajaran penting bagi Gibran. "Ini pelajaran penting yang harus diambil Gibran. Jangan anggap enteng kotak kosong,” tegas Toto, Senin (20/7/2020), dilansir .
Lebih lanjut, Toto menyebutkan pandemi Covid 19 sangat rawan dipolitisir dan bisa menimbulkan kekecewaan publik terhadap pemerintah saat ini yang dipimpin Jokowi. Bisa saja hal tersebut kemudian berdampak pada Pilkada Solo 2020. "Bukan mustahil, pada saatnya nanti, kekecewaan publik terhadap Presiden Jokowi sebagai kepala pemerintahan pusat akan ditumpahkan dalam bentuk, bisa dengan cara tidak datang ke TPS, atau datang ke TPS tapi memilihnya kotak kosong."
"Apalagi, jika penanganan Covid 19 ini tidak makin membaik sampai Desember," tutur Toto. Ia pun menyarankan Gibran agar menyiapkan strategi khusus agar langkah yang diambil tidak kontra produktif. Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menyebutkan Pilkada Solo 2020 tak perlu digelar jika nantinya Gibran Rakabuming Raka benar melawan kotak kosong.
Dilansir , Pangi mengatakan dana Pilkada sebaiknya disalurkan untuk membantu warga Solo yang terdampak Covid 19. Ia juga meminta Jokowi untuk mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Gibran sebagai pemenang apabila ayah dua anak itu melawan kotak kosong. "Kalau lawan kotak kosong lebih baik dana pemilu di Solo itu dikasihkan saja ke rakyat dibagi bagi aja itu, bagi bagi aja langsung ketimbang hambur hamburkan duit."
"Petugas KPU nya suruh rakyat datang ke TPS, abis gitu milih kotak kosong atau Gibran, ngapain gitu kan capek capek aja," beber Pangi. "Lebih labik tidak perlu ada pilkada, dikeluarkan aja SK nya, Presiden Joko Widodo keluarkan aja tuh SK nya Gibran pemenang, dari pada ngabisin duit," lanjut dia. Meski begitu, Pangi tetap berharap akan ada calon lain yang bersaing dengan Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Solo 2020 mendatang.
"Tapi kalau baiknya harapan kita jangan ada kotak kosong, harapan kita memang ada kontestan yang bisa mengimbangi atau lawan tanding yang sebanding melawan Gibran," tandas dia. Tak hanya Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakoso, sejumlah calon kepala daerah dari PDIP di wilayah Jawa Tengah lainnya juga berpotensi melawan kotak kosong. Mengutip , Sekretatis DPD PDIP Jateng, Bambang Kusriyanto, membeberkan wilayah mana saja yang berpeluang besar melawan kotak kosong karena belum muncul kandidat lainnya.
"Yang kita pastikan lawan kotak kosong itu ada di Kota Semarang, terus Solo, Kebumen, Grobogan, Pemalang, Sragen, Wonosobo, Sukoharjo." "Soalnya belum ada kandidat lain yang muncul," kata Bambang, Sabtu (18/7/2020). Tapi, ia menyebutkan perkembangan politik pada Pilkada Serentak 2020 di Jawa Tengah masih dinamis.
Sehingga ia belum bisa memastikan apakah delapan wilayah yang disebutkan hanya akan ada calon tunggal. "Dinamika masih berkembang. Sehingga menjadi calon tunggal atau tidak, kita tidak tahu. Kita tunggu setelah rekomendasi keluar semua." "Jika sudah keluar, nantinya partai partai akan bisa menentukan sikap gabung atau tidak," tuturnya.