Narkoba jalanan, yang dikenal sebagai (illegal Street Drugs), merupakan ancaman serius bagi kesehatan dan keamanan masyarakat. Artikel ini membahas beberapa jenis narkoba jalanan terlarang yang umumnya tersedia di jalanan dan klub malam, serta risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaannya. Memahami dampak negatif dari narkoba ini sangat penting, mengingat bagaimana zat-zat ini dapat merusak tubuh dan kehidupan seseorang.
Bath Salts
Bath salts, dalam konteks narkotika, mengacu pada jenis obat yang memiliki kandungan stimulan sintetis yang disebut cathinones. Meskipun istilah “bath salts” secara harfiah mengacu pada produk untuk mandi, dalam kasus ini, istilah ini digunakan untuk menutupi narkotika yang berbeda dan berbahaya.
Bath salts umumnya hadir dalam bentuk bubuk kristal dan memiliki kemiripan dengan amfetamin. Zat ini dapat ditelan, dihirup, atau disuntikkan oleh pengguna. Efeknya mirip dengan stimulan lainnya seperti kokain atau sabu, menciptakan perasaan euforia yang singkat.
Namun, yang membedakan bath salts adalah potensi risiko kesehatannya yang tinggi. Penggunaan bath salts telah dikaitkan dengan efek samping serius, termasuk kekerasan, paranoia, halusinasi, psikosis, detak jantung cepat, tekanan darah tinggi, nyeri dada, serangan panik, dehidrasi, gagal ginjal, dan bahkan risiko kematian.
Dengan sifat yang sangat adiktif dan potensi dampak kesehatan yang parah, penggunaan bath salts sangat tidak disarankan dan merupakan kegiatan ilegal serta berbahaya.
Kokain (Crack)
Kokain dalam bentuk Crack, adalah salah satu jenis narkoba yang dapat ditemui di jalanan. Bentuknya adalah kristal yang dihisap dan diserap melalui paru-paru. Kokain merupakan stimulan yang sangat adiktif, diambil dari tanaman koka, yang merangsang otak untuk melepaskan dopamin, zat kimia yang menciptakan perasaan senang dan euforia.
Penggunaan kokain, terutama dalam bentuk crack, memberikan efek yang cepat namun singkat. Ini menyebabkan penggunaan yang berulang-ulang untuk mempertahankan perasaan euforia tersebut. Meskipun memberikan pengalaman senang, kokain memiliki dampak serius terhadap kesehatan.
Efek samping dari penggunaan kokain termasuk peningkatan detak jantung, tekanan darah tinggi, peningkatan suhu tubuh, serta gangguan fisik seperti sakit perut, mual, kehilangan nafsu makan, dan kerusakan pada jantung. Risiko jangka panjangnya meliputi kerusakan jantung, stroke, gangguan pernapasan, dan bahkan meningkatkan risiko penularan penyakit menular melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril.
Penggunaan kokain dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan efek samping serius lainnya seperti kehilangan penciuman, mimisan, kesulitan menelan, serta meningkatkan risiko kondisi medis serius saat hamil.
Kokain, terutama dalam bentuk crack, merupakan zat yang sangat berbahaya dan ilegal. Penggunaan kokain dapat mengakibatkan kerusakan kesehatan yang serius dan menjadi penyebab ketergantungan yang kuat, sehingga sangat penting untuk menyadari risiko yang terkait dan menghindari penggunaannya.
Ekstasi (MDMA)
Ekstasi, juga dikenal sebagai MDMA atau Molly, merupakan salah satu jenis narkoba yang digunakan secara luas di klub malam dan lingkungan sosial tertentu. Sebagai stimulan dan halusinogen buatan manusia, ekstasi memengaruhi otak dengan meningkatkan kadar bahan kimia seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin. Efeknya mencakup perasaan euforia, meningkatkan energi, dan membuat penggunanya merasa lebih terhubung secara emosional dengan orang lain.
Namun, setelah efeknya mereda, penggunaan ekstasi bisa mengakibatkan gejala seperti kebingungan, depresi, kecemasan, dan masalah tidur. Selain itu, efek fisik dari penggunaan ekstasi juga mirip dengan stimulan lainnya, seperti peningkatan detak jantung, peningkatan tekanan darah, otot tegang, mual, penglihatan kabur, pusing, berkeringat, atau kedinginan.
Penggunaan ekstasi secara berlebihan atau terus-menerus dapat menyebabkan berbagai risiko kesehatan, termasuk dehidrasi, kelelahan, dan dalam kasus yang jarang terjadi, overheating yang dapat menyebabkan kegagalan organ atau bahkan kematian.
Penting untuk memahami bahwa meskipun beberapa orang mungkin mencari pengalaman positif dari penggunaan ekstasi, konsumsi narkoba ini memiliki dampak serius terhadap kesehatan mental dan fisik seseorang. Ketergantungan, masalah kesehatan mental, dan bahaya fisik adalah risiko yang terkait dengan penggunaan ekstasi, sehingga penting untuk menghindari penggunaan narkoba tersebut.
Flakka
Flakka adalah salah satu jenis narkotika sintetis yang dapat ditemukan di jalanan. Narkotika ini sering kali berbentuk kristal pucat yang bisa dikonsumsi dengan cara ditelan, dihirup, disuntikkan, atau diuapkan melalui perangkat rokok elektrik. Dalam beberapa kasus, Flakka juga dikenal dengan sebutan “gravel” karena penampilannya.
Seperti jenis narkoba lainnya yang serupa, Flakka mengandung cathinone sintetis, yang merupakan stimulan. Cathinone adalah senyawa yang mirip dengan amfetamin dan memiliki efek stimulan pada sistem saraf pusat, menyebabkan perubahan suasana hati, perasaan euforia, dan meningkatkan energi.
Namun, penggunaan Flakka dapat memiliki efek samping yang sangat serius. Beberapa efeknya termasuk paranoia yang ekstrem, halusinasi, dan dalam beberapa kasus, perilaku yang berpotensi membahayakan diri sendiri atau orang lain. Penggunaan Flakka juga telah dikaitkan dengan kasus-kasus kematian, serangan jantung, serta masalah kesehatan fisik yang parah seperti kerusakan ginjal.
Penting untuk diingat bahwa Flakka bukanlah narkotika yang aman. Risiko kesehatan yang terkait dengannya sangat serius, dan penggunaan narkotika ini dilarang secara hukum. Menghindari penggunaan narkotika jenis ini adalah tindakan terbaik untuk menjaga kesehatan dan keselamatan diri sendiri serta orang lain.
Heroin
Heroin merupakan salah satu jenis narkotika yang berasal dari opium poppy. Zat ini umumnya hadir dalam bentuk bubuk berwarna putih, cokelat, atau kadang-kadang dalam bentuk tar hitam yang dikenal sebagai “heroin tar.” Penggunaan heroin dapat dilakukan dengan cara disuntik, dihirup, atau dihisap.
Heroin adalah jenis opioid yang sangat adiktif. Setelah masuk ke dalam otak, zat ini menyebabkan perasaan euforia yang kuat, diikuti oleh rasa kantuk dan relaksasi. Namun, risiko penggunaan heroin sangat besar. Penggunaan yang berulang atau dosis yang tinggi dapat menyebabkan overdosis, yang dapat berakibat fatal.
Efek samping penggunaan heroin meliputi mulut kering, perasaan berat pada lengan dan kaki, serta pikiran yang terhambat. Dalam jangka panjang, penggunaan heroin dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan yang serius, termasuk penyalahgunaan obat lain, infeksi, gangguan pernapasan, kerusakan organ, serta risiko tertular penyakit menular seperti HIV dan hepatitis C melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril.
Penggunaan heroin selama kehamilan juga memiliki risiko besar, dapat menyebabkan komplikasi pada bayi yang lahir, termasuk risiko bayi lahir kecanduan heroin atau mengalami berat badan rendah. Selain itu, penggunaan heroin dalam jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan yang kuat, yang membuatnya sulit untuk berhenti tanpa bantuan medis dan dukungan yang tepat.
Heroin adalah zat ilegal dan sangat berbahaya. Mencegah penggunaannya dan memberikan bantuan bagi individu yang telah terpengaruh oleh penggunaan narkotika ini sangat penting untuk mengurangi dampak negatifnya pada kesehatan fisik dan mental.
Krokodil
Krokodil, juga dikenal sebagai desomorphine, adalah narkotika yang sangat berbahaya dan merusak. Narkotika ini merupakan bentuk morfin buatan yang sangat kuat, sekitar sepuluh kali lebih kuat daripada morfin. Krokodil sebagian besar dikenal dan digunakan secara luas di Rusia sebagai alternatif yang lebih murah daripada heroin.
Zat yang digunakan dalam pembuatan krokodil adalah campuran dari beberapa bahan kimia berbahaya, termasuk kodein, yodium, bensin, cairan pengencer cat, dan lainnya. Pengguna mengonsumsinya dengan cara disuntikkan ke dalam aliran darah.
Krokodil dikenal karena efek merusaknya pada tubuh. Pemakaian jangka panjang mengakibatkan kerusakan yang parah pada kulit dan jaringan di sekitarnya. Zat-zat yang terkandung dalam krokodil menyebabkan pembuluh darah tersumbat, dan ini dapat menyebabkan kulit menjadi hijau dan bersisik, mirip dengan kulit buaya. Selain itu, kerusakan jaringan yang parah dapat menyebabkan gangren dan memerlukan amputasi, atau bahkan mengakibatkan kematian.
Krokodil adalah zat yang sangat berbahaya dan memiliki efek yang merusak pada kesehatan fisik penggunanya. Penggunaan narkotika ini ilegal dan sangat tidak disarankan, karena efeknya yang sangat merugikan dan risiko kesehatannya yang ekstrem. Adalah sangat penting untuk menyadari bahaya krokodil dan menghindari penggunaannya.
LSD (Asam Lisergat)
LSD, singkatan dari Lysergic acid diethylamide, adalah salah satu narkotika halusinogen yang populer. Narkotika ini pertama kali disintesis pada tahun 1938 dan mulai dikenal secara luas pada tahun 1960-an karena penggunaannya dalam lingkungan rekreasi dan psikedelik. LSD terbuat dari asam lisergat, suatu zat yang ditemukan dalam jamur yang tumbuh pada gandum hitam dan biji-bijian lainnya.
Efek dari LSD pada otak adalah mengubah persepsi dan menyebabkan sensasi halusinasi. Biasanya, pengguna LSD melaporkan pengalaman visual yang intens, dengan perubahan persepsi warna, bentuk, dan suara. Halusinasi ini dapat berlangsung selama 12 jam atau lebih.
Selain efeknya pada persepsi, penggunaan LSD dapat menyebabkan efek fisik seperti pupil melebar, peningkatan detak jantung dan tekanan darah, berkeringat, nafsu makan yang berkurang, mulut kering, serta gemetar.
Meskipun LSD umumnya dianggap sebagai narkotika yang tidak menyebabkan ketergantungan fisik, penggunaan yang berulang dapat menyebabkan peningkatan toleransi dan penggunaan dalam jumlah yang besar, serta mungkin terjadi gangguan perilaku.
Di beberapa negara bagian, LSD telah mendapatkan status legal untuk penggunaan medis dalam beberapa kasus tertentu. Namun, secara umum, penggunaan LSD di luar pengaturan medis adalah ilegal dan dapat menyebabkan risiko serius bagi kesehatan mental dan fisik seseorang. Penting untuk memahami risiko dan efek dari penggunaan LSD sebelum memutuskan untuk mengkonsumsinya.
Ganja (Marijuana)
Ganja, atau yang dikenal juga sebagai marijuana, merujuk pada daun kering, bunga, batang, dan biji dari tanaman Cannabis sativa. Tanaman ini memiliki bahan kimia aktif yang disebut tetrahydrocannabinol (THC), yang menyebabkan efek psikoaktif pada orang yang mengonsumsinya.
Marijuana biasanya dikonsumsi dengan cara dihisap, tetapi bisa juga diolah dan dimakan. Ada berbagai sebutan untuk marijuana seperti Blunt, Bud, Dope, Ganja, Grass, Green, Herb, Joint, Mary Jane, Pot, Reefer, Skunk, Smoke, Trees, Weed, Ashish, Boom, Hash, dan Hemp.
Penggunaan marijuana dapat memberikan efek baik dan buruk pada tubuh. Beberapa pengguna melaporkan perasaan rileks, euforia, serta peningkatan kreativitas dan persepsi sensorik. Namun, ada juga efek samping negatif yang mungkin terjadi, seperti gangguan memori, gangguan konsentrasi, koordinasi yang buruk, dan penurunan kemampuan untuk membuat keputusan.
Penggunaan marijuana secara berkepanjangan atau dalam dosis yang tinggi telah dikaitkan dengan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan risiko terkena gangguan psikotik seperti skizofrenia. Meskipun tidak seperti narkotika lainnya yang menyebabkan ketergantungan fisik yang parah, beberapa individu dapat menjadi tergantung secara psikologis pada marijuana.
Penggunaan marijuana secara medis telah disetujui dalam beberapa yurisdiksi karena memiliki sifat pengobatan yang bisa membantu dalam penanganan beberapa kondisi medis. Namun, penggunaan narkotika ini untuk rekreasi ilegal di banyak tempat.
Penting untuk memahami risiko kesehatan dan hukum yang terkait dengan penggunaan marijuana sebelum memutuskan untuk mengonsumsinya. Sebelum menggunakan marijuana baik secara medis maupun rekreasi, penting untuk mempertimbangkan efeknya dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika mempertimbangkan penggunaan medis.
Sabu (Metamfetamin)
Sabu, juga dikenal sebagai Metamfetamin, adalah narkotika sintetis yang memengaruhi sistem saraf pusat. Narkotika ini biasanya hadir dalam bentuk serbuk putih yang dapat ditelan, dihirup, disuntikkan, atau dihisap.
Sabu adalah stimulan yang kuat, menghasilkan efek perasaan senang, tingkat energi yang tinggi, serta peningkatan aktivitas fisik dan mental. Meskipun memberikan dorongan energi singkat, penggunaan sabu sering kali diikuti oleh periode penurunan drastis yang dapat menyebabkan perasaan lelah yang luar biasa.
Efek samping dari penggunaan sabu mencakup peningkatan denyut jantung, pernapasan yang cepat, peningkatan tekanan darah, serta peningkatan suhu tubuh. Penggunaan sabu dalam jangka panjang dapat menyebabkan penurunan berat badan yang drastis, masalah kulit yang serius, dan bahkan kerusakan gigi yang parah. Selain itu, konsumsi berkelanjutan juga dapat mengakibatkan gangguan mental, seperti kecemasan, kebingungan, dan paranoia.
Penggunaan sabu bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap perilaku agresif atau bahkan kekerasan, terutama pada tingkat konsumsi yang tinggi. Ketergantungan pada sabu juga dapat terbentuk dengan cepat karena efek stimulan yang kuat.
Sabu merupakan narkotika yang ilegal dan sangat berbahaya bagi kesehatan fisik dan mental. Menghindari penggunaan sabu adalah penting untuk mencegah risiko kesehatan yang serius. Dalam kasus kebutuhan bantuan atau dukungan untuk berhenti menggunakan sabu, penting untuk mencari bantuan profesional yang tepat.
Penting untuk memahami risiko kesehatan dari penggunaan narkoba jalanan. Setiap jenis narkoba memiliki dampak berbeda yang merugikan kesehatan seseorang. Upaya pencegahan, pendidikan, dan dukungan bagi individu yang terpengaruh oleh narkoba sangat penting dalam memerangi penyalahgunaan narkoba.