Pemilik Warkop Pitu Likur, Husin Ghozali menjawab khawatiran warganet yang menyebut tempat usahanya bisa menjadi klaster baru penyebaran Covid 19. Diketahui sebelumnya, warkop yang terletak di Jl Bagong Tambangan No 32, Ngagel, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya, Jawa Timur ini mendadak viral karena memberikan fasilitas WiFi gratis untuk pembelajaran daring. Sehingga akhir akhir ini ada sejumlah pelajar yang berkumpul untuk memanfaatkan fasilitas tersebut.
Pria yang akrab disapa Cak Cong ini mengaku telah menyiapkan sejumlah protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan penyebaran virus yang menyerang sistem pernapasan ini. "Kita mengkampanyekan 3 wani (berani, red), wani cuci tangan, wani pakai masker, dan wani jaga jarak. Sebelum masuk pengunjung wajib cuci tangan dan kita kondisikan satu bangku untuk satu orang." Cak Cong dalam sambungan seluler juga menceritakan motivasinya kenapa memberikan fasilitas WiFi gratis tersebut untuk para pelajar.
Awalnya dirinya mengaku prihatin dengan kondisi para pelajar yang kesusahan mendapatkan akses internet untuk melakukan pembelajaran secara daring. "Saya kan juga wali murid, di group sekolah pada resah, kalau pembelajaran secara virtual mengalami sejumlah kendala, mulai pakai HP atau laptop, dan butuh kuota internet juga." "Dari situ saya berpikir untuk bisa menyediakan WiFi gratis untuk adik adik pelajar," imbuhnya.
Cak Cong melanjutkan ceritanya, selain memberikan WiFi gratis, pihaknya juga memberikan teh dan gorengan secara cuma cuma saat pelajar berada di warkopnya. Dia berharap dengan fasilitas fasilitas tersebut para pelajar bisa lebih semangat saat mengikuti pembelajaran virtual. Ditanya apakah tidak takut merugi dengan memberikan fasilitas gratis kepada pelajar, Cak Cong memiliki jawabannya tersendiri.
"Niatnya bulan buat cari untung, murni membantu, saya merasa kasihan mereka tidak punya kuota." "Salah satu program pemerintah kan mencerdaskan kehidupan bangsa, nah saya melakukannya dengan cara ini," jawabnya. Cak Cong menambahkan, semenjak informasi ada WiFi gratis untuk pelajar ramai di media sosial, kini warkopnya menjadi kelas dadakan.
Setidaknya sekitar 20 pelajar setiap harinya mengunjungi Warkop Pitu Likur untuk melakukan pembelajaran secara virtual. Mereka terdiri dari tingkat SMP, SMA hingga SMK. "Mulai jam 7 mereka ke sini biasanya ada yang sampai jam 9, tapi rata rata sampai jam 12."
"Kebanyakan berasal dari luar Ngagel ada yang dari Sukolilo, dari luar kampung saya rata rata," katanya. Cak Cong terakhir berharap apa yang ia lakukan dapat ditiru oleh tempat usaha lain maupun orang orang yang memiliki fasilitas WiFi untuk bisa menyediakannya secara gratis kepada para pelajar. "Ini juga bisa jadi satu gerakan, karena di daerah daerah lain juga butuh fasilitas internet," tandasnya.