Uncategorized

Halal Bihalal Virtual dengan Keluarga Mahasiswi Indonesia Ini Bangun Dini Hari Lebaran di Belanda

Mahasiswi Indonesia yang tengah melaksanakan magang di Belanda, Fauzulin Kumala Zelda, mengaku bangun dini hari untukmenghubungikeluarganya di tanah air. Mahasiswi Program Studi Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor (IPB) tersebut mengaku sedih harus merayakan Lebaran jauh dari keluarga. Oleh karena itu, ia pun rela bangun pukul 3 pagi untukberhalal bihalal virtual melalui sambungan video call dengan keluarganya.

"Perbedaan waktu di sinilima jam, jadi kemarin aku bangun jam 3 pagi terus langsung video call sama keluarga di rumah, saling minta maaf, semuanya cuma bisa lewat online ," sambungnya. Ulin mengatakan, ini adalah kali pertama ia merayakan Idul Fitri di negeri orang dan jauh dari keluarganya. Untuk diketahui, saat ini,Ulin tengah melaksanakan magang di Belanda untuk mengambil data penelitian skripsinya.

Karena periode magangnya baru berakhir pada Juni 2020 mendatang, ia pun merayakan Lebaran di sana. Sementara itu, Ulin mengaku ia tidak begitu merasakan suasana Lebaran di Belanda. Menurutnya, hal itu lantaran adanya pandemi corona (Covid 19)

Oleh karenanya, Ulin mengatakan,Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Belandapun tidak mengadakan acara apapun karena adanya pandemi ini. "Jujur agak kurang berasa (Lebaran) karena corona, jadi KBRI gak ada acara apa apa tapi ada khutbah lewat Zoom dan YouTube gitu," cerita Ulin. "Cuman, karena di sini ada temen orang Indonesia juga, sama sama dariIPBmelaksanakan magang jadi bikin acara sendiri," sambungnya.

Ulin menceritakan, ia dan temannya yang juga berasal dari Indonesia berburu makanan khas Indonesia untukmemupus rasa sepinya serta mengobati kerinduannya dengan suasana Lebaran di tanah air saat Lebaran ini. "Jadi kita jalan jalan ke kota sebelah, jadi aku ini diHeerhugowaard terus sebelah aku ada kota bagus namanyaAlkmaar terus kita ajak satu teman yang trainee juga dari Amerika, kita ajak buat makan masakanIndonesia karena di sana ada restoran Indo gitu, jadi kita makan bareng bareng," ungkapnya. Ulin menyebutkan, ia dan teman temannya memesan sejumlah masakan Indonesia seperti rica rica daging sapi, rendang, risoles, dan sebagainya.

Sayangnya, Ulin mengaku tak menemukan masakan opor di sana. Ia pun menceritakan mengenai rekannya yang berasal dari Amerika. Menurut Ulin, rekannya tersebut turut memesan masakan Indonesia dan ia begitu menyukai perkedel.

"Kemarin aku beli daging sapi rica, rendang, risoles, aku paksa teman aku yang Amerika itu beli rendang juga, rendang daging, semur daging, terus dia makan perkedel juga, karena dia suka, pernah aku masakin perkedel." "(Tapi) kurang opor," kata Ulin. Ulin menjelaskan, saat ini peraturan terkait masa pandemi Covid 19 di Belanda sudah mulai dilonggarkan.

Awalnya, menurut Ulin, setiap rumah hanya boleh ada satu orang saja yang keluar. Ulin mengatakan, mulai 1 Juni 2020 mendatang, museum museum di Belanda sudah boleh dibuka kembali. "Kalau awalnya tuh kalau untuk belanja cuma ada supermarket yang buka dan untuk setiap rumah itu cuma boleh satu doang yang keluar."

"Cuman semakin ke sini itu grafik corona di Belanda sudah menurun jadi peraturannya udah diperlonggar, bahkan mulai 1 Juni itu kayak museum museum udah dibuka," terangnya. "Paling peraturannya sekarang kalau naik transportasi umum, kalau kita gak bisa menjaga jarak 1,5 meter antar orang kita harus pakai masker," tambah Ulin. Menurut Ulin, di Belanda, masker hanya dikenakan ketika naik transportasi umum saja.

"Kalau naik kereta (pakai masker) tapi kalau keluar kerja gitu gitu nggak." "Kalau kata teman teman aku, masker itu benar benar bukan Dutch culture jadi mereka gak pernah pakai masker, malah pas pertama kali aku pakai masker orang orang ngelihatin aku gitu," ungkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *