Akhirnya terbongkar cerita dibalik hengkangnya Antonio Conte dari Juventus 2014 silam. Cerita mengenai hengkangnya Conte kali ini dibeberkan oleh asisten pelatih Juventus, Angelo Alessio. Angelo Alessio yang kala itu pernah bekerjasama dengan Conte menceritakan kronologi hengkangnya sang pelatih.
Menurut Alessio, hengkangnya Conte dari Juventus tidak terlebih dahulu berkoordinasi dengan staf lainnya. Apa yang menjadi keputusan Conte kala itu murni ide dirinya sendiri. "Ini situasi yang telah berlalu dan cukup alama antara Antonio Conte dan klub (Juventus)," buka Alessio seperti yang dikutip dari
"Kami sebagai staf tidak pernah membahas masalah ini dan saya tidak tahu apa yang terjadi." "Conte membuat keputusan untuk hengkang itu sendiri," ucapnya menceritakan. Alessio tidak berani menyimpulkan atas apa langkah yang diambil Conte kala itu.
Ia hanya mengetahui, selama Juventus dipegang oleh Conte, dominasi Bianconeri julukan Juventus memang tak terbantahkan di Liga Italia. "Saya tidak bisa mengatakan apakah itu pilihan yang baik atau tidak," "Namun yang pasti, selama dilatih oleh Conte, Juventus selalu meraih kemenangan (trofi Scudetto)," ucapnya melanjutkan.
Sejak menangani Juventus musim 2011/2012, Conte berhasil mempersembahkan 4 trofi. Diantaranya ialah tiga gelar Scudetto (2012, 2013,2014) dan satu Piala Super Italia. Selain itu, Alessio juga menyebut bahwa antan bosnya itu sebagai pelatih yang profesional.
Profesional dalam artian ia akan melatih klub manapun, sekalipun tim tersebut merupakan rival abadi dari mantan klub sebelumnya. Seperti contoh musim ini saja, Conte menjadi bagian dari Inter Milan. Di mana klub yang dilatih Conte merupakan rival dari juventus dalam persaingan gelar Scudetto musim 2020.
“Antonio selalu mengatakan bahwa ia seorang profesional, jadi saya tidak terkejut (keputusan gabung Inter Milan)," terangnya. Bukti wujud profesionalisme yang dimiliki Conte memang terbukti sejak jauh jauh hari. Saat itu ia menjadi pelatih Bari di tahun 2007.
Di mana Bari sendiri merupakan rival dari Lecce yang merupakan kota lahir dari sang pelatih. "Jangan lupa, ia adalah pria dari Lecce yang melatih Bari, klub itu merupakan rival dari kota Conte berasal," tandasnya. Apa yang dilakukan Conte saat ini tentu membuat banyak kalangan Juventini pendukung Juventus kecewa.
Namun lebih jauh, Alessio mengharapkan apa yang menjadi keputusan Conte seharusnya tetap dihormati. "Kami harus menghormati keputusannya, bahkan jika banyak penggemar Juventus merasa kecewa," jelas pria yang musim lalu menjadi pelatih diKilmarnock FC. Conte sendiri melakukan hal yang menakjubkan bersama Inter Milan musim ini.
Meskipun banyak melakukan perombakan sebelum kompetisi dimulai, namun Conte berhasil menjawab tantangan itu. Bermaterikan perpaduan pemain muda dan bintang, Inter Milan di musim 2019/2020 dapat dikatakan sebagai raksasa yang bangun dari tidurnya. Bersama Lazio, Inter Milan mampu menjadi tim yang mengganggu dominasi Juventus dalam perburuan gelar Scudetto musim ini.
Selain itu, Conte juga berhasil mengembalikan sentuhan pemain pesakitan seperti Lukaku yang msuim ini kembali tampil gacor.