Pelatih Inter Milan, Antonio Conte, berharap timnya segera berbenah agar bisa kembali mewujudkan misinya meruntuhkan dominasi Juventus di kasta sepak bola Liga Italia. Seperti yang kita ketahui, hegemoni Juventus sebagai tim terkuat Liga Italia masih belum terhentikan pada musim ini. Terbukti Juventus yang saat ini ditangani Maurizio Sarri kembali dinobatkan sebagai juara Liga Italia musim 2019/2020.
Gelar tersebut menjadi torehan trofi kesembilan beruntun Juventus meraih scudetto. Juventus berhak menjadi juara musim ini setelah mengoleksi poin terbanyak dengan raihan 83 angka. Inter Milan yang menduduki posisi kedua, sebenarnya hanya terpaut satu poin saja dari Juventus.
Tim berjuluk Nerazzurri itu tercatat telah mengoleksi 82 poin dari 38 laga yang telah dilakoni. Antonio Conte menyebut meskipun jarak poin timnya dengan Juventus hanya terpaut satu poin. Ia menekankan sebenarnya masih ada celah yang cukup besar antara Inter Milan dan Juventus.
"Para pemain dan staf layak mendapatkan pujian karena telah mencapai angka yang sudah lama tidak terlihat di Inter Milan," ujar Conte, dilansir Football Italia . "Hanya saja masih ada celah dengan Juventus dan itu celah yang besar, kita harus cerdas dan tidak boleh melompat dari depresi ke rasa gembiran berlebihan." "Saya mengatakan kami telah melakukan tugas kami di Liga Italia, kami berkembang dengan mencapai semifinal Coppa Italia, dan ingin tampil mengesankan di Liga Eropa," tukasnya melanjutkan.
Conte menyadari usahanya untuk membawa Inter Milan kembali meraih kejayaan sekaligus meruntuhkan dominasi Juventus harus mengalami jalan terjal. Dengan melihat belum runtuhnya dominasi Juventus, ia menekankan timnya harus menjadi lebih kuat pada musim depan. "Ini adalah tahun yang sulit bagi saya dan saya merasa terhibur dengan tim profesional kami yang mau memberikan segalanya," jujurnya.
"Namun, Juventus telah merayakan scudetto kesembilan beruntun dan membuktikan sekali lagi, mereka jelas lebih kuat." "Ketika mereka terus berusaha untuk meningkatkan, sementara yang lainnya hanya berusaha mengurangi kesenjangan," tegas Conte. Lebih lanjut, Conte memandang mantan timnya tersebut memiliki daya dukung yang luar biasa baik di dalam maupun luar lapangan.
"Bianconeri memiliki infrastruktur yang baik di dalam maupun luar lapangan yang jelas lebih baik daripada yang lain , meskipun kita telah berusaha meningkatkannya," ungkap pelatih berdarah Italia tersebut. "Sebagaimana Atalanta yang telah melakukan hal hebat musim ini dan membawa ide baru bersama Gian Piero Gasperini, karena siapapun yang bermain melawan mereka akhirnya harus berjuang." "Ini merupakan tahun yang sulit bagi saya, saya tidak berpikir pekerjaan saya akan diakui dan kami semua ternyata hanya menerima sedikit penghargaan dari klub," tukasnya melanjutkan.
Alhasil untuk bisa menutup celah antara Inter Milan dan Juventus tersebut, Conte berharap timnya bisa tumbuh dalam berbagai sektor nantinya. "Kami harus tumbuh dan berkembang di semua bidang termasuk di luar lapangan dan klub besar harus lebih melindungi para pemainnya." "Kami akan membahas semuanya pada akhir musim, saya harus bertemu presiden klub ini dan dia sedang berada di China," tutupnya.
Walaupun hanya duduk sebagai runner up musim ini, sentuhan berkelas Antonio Conte sebagai pelatih Inter Milan cukup manjur. Inter Milan mampu mengakhiri musim ini dengan perolehan 82 poin, terpaut satu angka dari Juventus yang menjadi pemuncak klasemen. Torehan 82 poin itu membuat Conte menyamai kinerja yang pernah dilakukan Jose Mourinho kala membesut Inter Milan pada musim 2009/2010.
Ini adalah momen pertama kalinya Nerazzuri mendapatkan 79+ poin dalam satu musim tanpa bisa meraih gelar Scudetto.